Rabu, 18 November 2009

Bahasa Indonesia 1

TUGAS MAKALAH
Cara Jitu Mengembangun Motivasi Belajar
Dosen : Sangsang Sangabakti
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 1






Disusun Oleh :

1.( 17108364 ) Erwansyah
2.( 17108369 ) Windu Panca
3.( 17108374 ) Sandy M
4.( 17108375 ) Ath Thaariq
5.( 17108378 ) Eki Siwi
6.( 17108379 ) Yuliana JB
7.( 17108380 ) Winda Christy
8.( 17108381 ) Euis Galih
9.( 17108382 ) Lenny D
10.( 17108383 ) Lucyana S
11.( 17108384 ) Maesarah Rizki
12.( 17108386 ) Taufiq R
13.( 17108392 ) Kunto Hadi
14.( 17108385 ) Rino P
15.( 17108400 ) Chendy A
16.( 17108403 ) Raja M
17.( 17108404 ) Bayu Aji
18.( 17108405 ) Andreas L
19.( 17108412 ) Angga K
20.( 17108417 ) Rohmawan S
21.( 17108419 ) Hendrawan S
22.( 17108420 ) Fuad R
23.( 17108421 ) Sabaruddin Sigit
24.( 17108423 ) Selly Tricia

Kelas : 5 KA17





Sistem Informasi
Universitas Gunadarma Depok
2009

DAFTAR ISI


Halaman Judul

Daftar isi

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Perumusan Masalah
1.4 Manfaat

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Motivasi
2.2 Pengertian Belajar
2.3 Jenis – jenis Motivasi
2.4 Teori Motivasi
2.5 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
2.6 Upaya Membangkitkan Motivasi

Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka

Lampiran



BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah
Dalam hidup ini setiap manusia mempunyai tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan manusia harus belajar dari segala hal. Diperlukan juga motivasi atau dorongan yang kuat dari dalam maupun dari luar. Oleh karena motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, faktor inilah yang harus diperhatikan agar semua berjalan dengan maksimal. Kurangnya motivasi menjadi penyebab timbulnya maslah untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai suatu tujuan dengan memotivasi diri dalam belajar, akan menjadi penggerak utama untuk berusaha keras mencapai atau mendapat apa yang diinginkan.

Lebih penting sesuatu yang ingin dicapai, dimiliki, diselesaikan atau ditujui, lebih serius dan lebih kuatlah usaha seseorang, sebuah keluarga, organisasi, masyarakat atau negara untuk mencapai apa yang telah ditetapkan. Jadi, dengan tujuan atau hasrat yang lebih penting atau besar, lebih kuatlah pula dorongan atau motivasi seseorang itu untuk berusaha bagi mencapai tujuannya.

Dengan hanya mengetahui teori-teori tentang motivasi serta memahami apa yang menjadi kebutuhan manusia tidaklah cukup, oleh karena itu dalam pelaksanaan motivasi pihak manajer harus mengetahui jenis-jenis motivasi agar dapat diterapkan model motivasi mana yang cocok diterapkan oleh organisasi untuk memotivasi pegawainya.

Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu


B. Identifikasi Masalah
Salah satu masalah yang ada dalam belajar adalah kurangnya semangat atau usaha untuk menjalankannya. Karena kurangnya usaha dan semangat, akhirnya harus menunggu lama untuk mencapai suatu tujuan. Maka dari itu, perlu diperhatikan bagaimana cara – cara jitu membangun motivasi belajar untuk mencapai suatu tujuan.

C. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah sebagai berikut :
a.Bagaimanakah belajar dengan baik dan benar ?
b.Bagaimanakah cara jitu untuk membangun motivasi belajar ?
c.Sampai sejauh mana cara yang efektif untuk membangkitkan cara belajar ?

D. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai ialah :
a.Mengetahui cara belajar dengan baik dan benar.
b.Mengetahui cara jitu untuk membangun motivasi belajar.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pembahasan masalah dalam makalah ini ialah segala sesuatu yamg berkenaan dengan masalah seputar cara membangun motivasi belajar.

F. Manfaat
Fungsi kemanfaatan dari makalah ini ialah :
a.Sebagai bahan referensi untuk bahan pembelajaran bagi siapa saja yang membutuhkannya untuk membagun motivasi belajar.
b.Sebagai pembanding dari karya tulis lainnya yang sejenis untuk menambah keragaman pembahasan yang ada mengenai permasalahan pembelajaraan dan motivasi ini.




G. Metodologi

Penyajian pembahasan makalah ini memakai metode sebagai berikut :
a.Melakukan kajian pustaka beberapa buku literatur yang membahas masalah belajar dan motivasi.
b.Melakukan browsing di internet untuk mengumpulkan data – data penting lainnya.




Bab II
Pembahasan

A. Pengertian Motivasi
Perkataan Motivasi adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggris "Motivation". Perkataan asalnya ialah "Motive" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada Motiv, yakni bermaksud Tujuan. Di dalam surat kabar, kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan.

Jadi, ringkasnya, oleh karena perkataan motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang diinginkannya sama ada secara negatif atau positif.

Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi ( niat ). Berikut ini adalah beberapa pengertian motivasi menurut :
Wexley & Yukl ( dalam As’ad, 1987 ) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
Mitchell ( dalam Winardi, 2002 ) motivasi mewakili proses - proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela ( volunteer ) yang diarahkan ke tujuan tertentu.

Gray ( dalam Winardi, 2002 ) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.

Morgan (dalam Soemanto, 1987 ) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah : keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).

McDonald ( dalam Soemanto, 1987 ) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula ( Suprihanto dkk, 2003 ).

Soemanto ( 1987 ) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.

Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang baik sadar atau tidak sadar untuk melalukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar yang efektif. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seorang siswa. Tidak ada seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.

James O. Whittaker memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan.

Frederick J. Mc Donald mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi ( tenaga ) di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif ( perasaan ) dan reaksi mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik.

Dari definisi di atas dalam motivasi terdapat tiga hal, yaitu :
1)Suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang. Setiap perubahan motivasi berakibat pada perubahan tenaga di dalam sistem neoro fisiologis dari organisme manusia.
2)Ditandai oleh dorongan afektif, seperti lebih bersemangat
3)Ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan, yaitu tindakan nyata

B. Pengertian Belajar
Sebelum membahas masalah prinsip belajar dan pembelajaran sangatlah perlu dipahami terlebih dahulu konsep belajar.
1. Apakah belajar itu ?
Menurut Gagne ( 1984 ) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992 ) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut :
a.belajar adalah perubahan tingkahlaku
b.perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan
c.perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama
Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana tingkahlaku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbeker 1974 dalam Toeti 1992). Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkahlaku sebelum kegiatan belajar mengajar dikelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkahlaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran.

Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan ( Arief Sukadi 1984 ) dan terkontrol.

Tujuan-tujuan pembelajaran telah dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku. Peran guru disini adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar tersebut. Dalam sistem pendidikan kita ( UU. No. 2 Tahun 1989 ), seorang guru tidak saja dituntut sebagai pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu tetapi juga harus dapat berperan sebagai pendidik.
Davies mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar, khususnyai prinsip berikut :

a.Apapun yang dipelajari siswa , maka siswalah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif
b.Setiap mahasiswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
c.Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila mempengoreh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi
d.Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan mahasiswa akan membuat proses belajar lebih berarti
e.Seorang siswa akan lebih meningkat lagi motivasinya untuk belajar apabula ia diberi tangungjawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya (Davies 1971).

2. Belajar, Mengajar dan Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.

Duffy dan Roehler ( 1989 ) mengatakan apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.

Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum. Dalam buku pedoman melaksanakan kurikulum SD,SLTP dan SMU ( 1994 ) istilah belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar tersebut dapat berupa buku, lingkungan, guru dll. Selama ini Gredler ( 1986 ) menegaskan bahwa proses perubahan sikap dan tingkahlaku itu pada dasarnya berlangsung pada suatu lingkungan buatan ( eksperimental ) dan sangat sedikit sekali bergantung pada situasi alami ( kenyataan ).

Oleh karena itu lingjungan belajar yang mendukung dapat diciptakan, agar proses belajar ini dapat berlangsung optimal. Dikatakan pula bahwa proses menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa disebut dengan pembelajaran. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah diamati. Mengajar diartikan dengan suatu keadaan untuk menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa saja tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media pembelajaran yang sudah disiapkan.

Gagne dan Briggs ( 1979 ) mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Sepintas pengertian mengajar hampir sama dengan pembelajaran namun pada dasarnya berbeda. Dalam pembelajaran kondisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru. Sementara itu dalam keseharian di sekolah-sekolah istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana di dalamnya ada interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkahlaku siswa. Apa yang dipahami guru ini sesuai dengan pengertian yang diuraikan dalam buku pedoman kurikulum (1994) Sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sistem masyarakat yang memberinya masukan maupun menerima keluaran tersebut. Pembelajaran mengubah masukan yang berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik.

Fungsi sistem pembelajaran ada tiga yaitu fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen siswa, fungsi pembelajaran dan penilaian (yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumber-sumber belajar) dilakukan oleh sesuatu di luar diri siswa (Arief,S. 1984). Sebenarnya belajar dapat saja terjadi tanpa pembelajaran namun hasil belajar akan tampak jelas dari suatu pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya.

Dalam pembelajaran hasil belajar dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar kemampuan siswa dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya (Arief. Sukadi, 1991).

3. Bagaimana terjadinya proses belajar ?
Belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam kehidupan manusia khususnya dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat perhatian yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan pendidikan khususnya bidang psikologi pendidikan.

Begitu pentingnya pendidikan maka psikologi pendidikan berusaha untuk mengkaji bagaimana tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia dan bagaimana proses belajar terjadi. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Dengan kemampuan berubah ini manusia bebas untuk bereksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting dalam kehidupannya.

Ada banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang ditentukan oleh kemampuan dan kemauan belajarnya sehingga peradaban manusia itupun tergantung dari bagaimana manusia belajar. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan sekelompok umat manusia di tengah persaingan yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan itu pun kenyataan tragis juga dapat terjadi karena faktor belajar. Contohnya begitu banyak kejadian di mana orang pintarlah yang paling banyak melakukan kepintarannya untuk menghancurkan kehidupan orang lain.

Kemajuan hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk membuat senjata pemusnah sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa manfaat namun dapat juga menjadi mudarat. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun kegiatan belajar memiliki arti penting. Alasannya karena belajar berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan kehidupan manusia. Artinya dengan ilmu dan teknologi hasil belajar kelompok manusia tertindas dapat juga digunakan untuk membangun benteng pertahanan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tadi Anda sebagai mahasiswa atau sebagai calon guru atau guru yang profesional seyogyanya melihat hasil belajar siswa-siswa dari berbagai sudut kinerja psikologis yang utuh dan menyeluruh. Seorang siswa yang menempuh proses belajar idealnya mengalami perubahan, ditandai dengan munculnya pengalaman-pengalaman psikologis yang utuh dan menyeluruh.

4. Bagaimana Proses Belajar ?
Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia. Lalu bagaimana terjadinya proses belajar ini ? Proses berasal dari bahasa latin "processus" yang berarti "berjalan ke depan" yaitu berupa urutan langkah-langkah atau kemajuan yang mengarah pada tercapainya suatu tujuan.

Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah ( manners or operation ) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. ( Rober ,1988, dalam Muhibin,1995 ). Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.

Menurut Jerome S. Bruner, proses belajar siswa terjadi dalam tiga fase yaitu fase informasi, transformasi dan fase penilaian ( untuk memahaminya silahkan baca modul 3, Kb 2: Teori belajar Bruner ).
Sementara itu menurut Wittig ( Muhibbin 1995 ) proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan yaitu :
a.Acquasistion (tahap perolehan informasi), pada tahap ini si belajar mulai menerima informasi sebagai stimulus dan memberikan respon sehingga ia memiliki pemahaman atau perilaku baru. Tahap aguasistion merupakan tahapan yang paling mendasar, bila pada tahap ini kesulitan siswa tidak dibantu maka ia akan mengalami kesulitan untuk menghadapi tahap selanjutnya.

b.Storage (penyimpananinformasi), pemahaman dan perilaku baru yang diterima siswa secara otomatis akan disimpan dalam memorinya yang disebut shortterm atau longterm memori.

c.Retrieval (mendapatkan kembali informasi), apa bila seorang siswa mendapat pertanyaan mengenai materi yang telah diperolehnya maka ia akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang dihadapinya. Tahap retrival merupakan peristiwa mental dalam rangka mengungkapkan kembali informasi, pemahaman, pengalaman yang telah diperolehnya

C. Jenis – jenis Motivasi
Motivasi dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah dorongan untuk melakukan sesuatu yang berasal dari diri individu itu sendiri. Dikatakan motivasi intrinsik apabila seorang siswa termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai ilmu pengetahuan bukan karena motif lain seperti pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah. Motivasi itu muncul karena ia merasa membutuhkan sesuatu dari apa yang ia pelajari. Kesadaran pentingnya terhadap apa yang dipelajari adalah sangat penting untuk memunculkan motivasi intrinsik. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik maka selalu ingin maju dalam belajar sserta haus ilmu pengetahuan.

2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan untuk melakukan sesuatu karena adanya perangsang dari luar diri individu. Peserta didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya, seperti nilai yang tinggi, kelulusan, ijazah, gelar, kehormatan dan lain-lain. Motivasi ekstrinsik meskipun kurang baik akan tetapi sangat diperlukan dalam proses pendidikan agar anak didik mau belajar. Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk. Ia sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik.

D. Teori Motivasi
Teori Motivasi ada 3 kelompok yaitu :
1. Teori Kepuasan (Content Theory)
Pada dasarnya Teori ini lebih didekatkan pada factor – factor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Hal yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan material maupun nonmaterial yang diperolehnya dari hasil pekerjaannya. Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi maka semangat kerjanya pun akan semakin baik pula. Jadi pada kesimpulannya, seseorang akan bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (Inner Needs) dan kepuasannya. Misalnya mahasiswa A ingin lulus dengan IPK 3,8. Dia akan terdorong untuk lebih giat belajar dibandingkan dengan mahasiswa B yang ingin lulus dengan IP 2,8. Teori kepuasan (Content Theory) ini banyak dikenal antara lain :
a.Teori Motivasi klasik oleh F.W. Taylor.

Teori ini dikemukakan oleh Frederik Winslow Taylor. Menurutnya, motivasi para pekerja itu hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. Sedangkan kebutuhan biologis itu sendiri adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang.

2. Maslow’s Need Hierarchy Theory
Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini juga merupakan kelanjutan dari Human Science Theory Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa material dan nonmaterial.

Dasar Maslow’s Need Hierarchy Theory :
a.Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus, baru berhenti jika akhir hayatnya tiba.
b.Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.

3. Ada beberapa macam kebutuhan, antara lain :
a. Physiological Needs
Physiological Needs (kebutuhan fisik = biologis) yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan dan lain-lainnya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seeorang berperilaku dan bekerja giat.

b. Safety and Security needs
Safety and Security needs (keamanan dan keselamatan) adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman, yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.



c. Affiliation or Acceptance Needs
Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Karena manusia adalah makhluk sosial, sudah jelas ia menginginkan kebutuhan-kebutuhan social.

d. Esteem or Status or Egoistic Needs
Esteem or Status or Egoistic Needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Prestise dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status. Misalnya, memakai dasi untuk membedakan seorang pimpinan dengan anak buahnya dan lain-lain.

e. Self Actuallization
Self Actuallization adalah kebutuhan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri berbeda dengan kebutuhan lain dalam dua hal, yaitu :
1) Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari luar. Pemenuhannya hanya berasarkan keinginan atas usaha individu itu sendiri.
2) Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan seorang individu. Kebutuhan ini berlangsung terus-menerus terutama sejalan dengan meningkatkan jenjang karier seorang individu.

Dari uraian di atas, Maslow’s Need Hierarchy Theory ini mempunyai kebaikan dan kelemahan, sebagai berikut :
Kebaikannya :
Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak (material dan nonmaterial) dan bobotnya bertingkat-tingkat pula.
Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku atau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (material dan nonmaterial) yang akan memberikan kepuasaan baginya.
Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial ekonominya. Seseorang yang berkedudukan rendah (sosial ekonomi lemah)cenderung dimotivasi oleh material, sedang orang yang berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh nonmaterial.

Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.
Kelemahannya :
Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau hierarkis, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkan tercapai sekaligus dan kebutuhan itu merupakan siklus, seperti lapar-makan-lapar lagi-makan lagi dan seterusnya.

f.Herzberg’s Two Factors Teory
Teori Motivasi Dua Faktor atau Teori Motivasi Kesehatan atau Faktor Higienis. Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan kemampuan. Ada 3 hal penting berdasarkan penelitian Herzberg yang harus diperhatikan dalam motivasi bawahan yaitu :
1)Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan untuk berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan dapat menikmati pekerjaan itu sendiridan adanya pengakuan atas semuanya itu.
2)Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan, dan lain-lain.
3)Karyawan kecewa, jika peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.

Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :
1)Maintenance Factors
Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi.
2)Motivation Factors
Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn pekerjaan.
3)Mc. Clelland’s Achievment Motivation Theory
Mc. Clelland’s achievment Motivation Theory atau Teori Motivasi Prestasi dikemukakan oleh David Mc.Clelland. Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Energi ini akan dimanfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, harapan keberhasilannya, dan nilai insentif yang terlekat pada tujuan. Mc. Clelland mengelompokan 3 kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja seseorang, yaitu :

Kebutuhan akan Prestasi ( Need for Achievment )
Kebutuhan akan Afiliasi ( Need for Affiliation )
Kebutuhan akan Kekuasaan ( Need for Power )

g. ERG Theory Alderfer
Existence, relatednes, and Growth ( ERG ) Theory ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer seorang ahli dari Yale University. Teori ini juga merupakan penyempurnaan dari teori kebutuhan yang dikemukakan oleh A.H. Maslow. Alderfer mengemukakan bahwa ada 3 kelompok kebutuhan yang utama, yaitu :
1)Kebutuhan akan Keberadaan ( Existence Needs ), berhubungan dengankebutuhan dasar termasuk didalamnya Physiological Needs dan Safety Needs dari Maslow.
2)Kebutuha akan Afiliasi ( Relatedness Needs ), menekankan akan pentingnya hubungan antar - individu ( interpersonal relationship ) dan bermasyarakat ( social relationship ).
3)Kebutuhan akan Kemajuan ( Growth Needs ), dalah keinginan intrinsik dalam diri seseorang untuk maju atau meningkatkan kemampuan pribadinya.

h.Teori Motivasi Human Relations
Teori ini lebih mengutamakan pada hubungan seseorang dengan lingkungannya. Menurut teori ini seseorang akan berprestasi baik, jika ia diterima dan diakui dalam pekerjaannya dan lingkungannya. Teori ini juga menekankan peranan aktif pimpinan organisai dalm memelihara hubungan dan kontak-kontak pribadi denga bawahannya yang dapat membangkitkan gairah kerja.

i.Teori Motivasi Claude S. George
Teori ini menyatakan bahwa seseorang mwmpunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan bekerjanya, yaitu : upah yang layak, kesempatan untuk maju, pengakuan sebagai individu, keamanan bekerja, tempat kerja yang baik, penerimaan oleh kelompok, perlakuan yang wajar, pengakuan atas prestasi

j.Teori Proses ( Process Theory )
Teori proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan, bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajjer. Teori ini juga merupakan proses sebab dan akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang. Bisa dikatakan bahwa hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin. Teori Proses ini, dikenal atas :
1)Teori Harapan ( Expectancy Theory )
Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan ini didasarkan atas :
Harapan ( Expectancy ), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku.
Nilai ( Valence ) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai / martabat tertentu ( daya/nilai motivasi ) bagi setiap individu yang bersangkutan.
Pertautan ( Instrumentality ) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.

2)Teori Keadilan ( Equaty Theory )
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semagat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap setiap bawahannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif.

k.Teori Pengukuhan ( Reinforcement Theory )
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian konpensasi. Misalnya promosi seorang karyawan itu tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku tersebut. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1)Pengukuhan Positif ( Positive Reinforcement )
yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.

2)Pengukuhan Negatif ( Negative Reinforcement )
yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.

Jadi prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman (Punishment) selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan, apabila tanggapan (response) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat. Contoh : pengukuhan yang relatif malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang memproduksi tiap-tiap unit atau setiap hari disambut dengan hangat oleh manajer.

E. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam pencapaian hasil belajar disebabkan oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar dirinya. Untuk memudahkan pembahasan dapat diklasifikasikan sebagaimana bagan berikut :


Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

Faktor-faktor di atas saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama yang lain. Bila aspek fisiologis siswa tidak baik maka akan mempengaruhi aspek psikologis. Begitu juga bila lingkungan ( baik sosial maupun non social ) di sekitar siswa tidak baik, maka akan berdampak pada proses dan hasil belajar. Oleh karena itu guru dan orang tua agar menciptakan situasi dan kondisi belajar yang bisa mendukung keberhasilan belajar siswa, baik di sekolah maupun di rumah.

Hukum dari motivasi mengatakan kepada kita bahwa pastisipan/peserta harus punya keinginan untuk belajar, dia harus siap untuk belajar, dan harus punya alasan untuk belajar. Pelatih menemukan bahwa jika peserta mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar atau rasa keinginan untuk berhasil, dia akan lebih baik dibanding yang lainnya dalam belajar. Pertama-tama karena motivasi dapat menciptakan lingkungan (atmosphere) belajar menjadi menye-nangkan. Jika kita gagal menggunakan hukum kesesuaian (appropriateness) tersebut dan mengabaikan untuk membuat material relevan, kita akan secara pasti akan kehilangan motivasi peserta.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai motivasi :
Material harus bermakna dan berharga bagi peserta, tidak hanya bagi pelatih
Yang harus termotivasi bukan hanya peserta tetapi juga pelatih itu sendiri. Sebab jika pelatih tidak termotivasi, pelatihan mungkin akan tidak menarik dan bahkan tidak mencapai tujuan yang diinginkan.

Seperti yang disebutkan dalam hukum kesesuaian (appropriateness), pelatih suatu ketika perlu mengidentifikasi satu kebutuhan kenapa peserta datang ke pelatihan. Pelatih biasanya dapat menciptakan motivasi dengan mengatakan bahwa sessi ini dapat memenuhi kebutuhan peserta.
Bergeraklah dari sisi tahu ke tidak tahu. Awali sessi dengan hal-hal atau poin-poin yang sudah akrab atau familiar bagi peserta. Secara perlahan-lahan bangun dan hubungkan poin-poin bersama sehingga setiap tahu kemana arah mereka di dalam proses pelatihan.

F. Upaya Membangkitkan Motivasi
Ada beberapa cara untung membangkitkan motivasi, antara lain :
Hubungkan Tubuh dengan Pikiran, pernahkan anda merasa lesu, murung dan tubuh lemas. Untuk membangkitkan motivasi anda, anda harus segera bangkit dari itu semua. Ajak tubuh anda untuk bergerak cepat dan bertenaga. Lakukan sesuatu maka gairah dan semangat anda akan muncul

Ubah fokus anda kepada sesuatu yang positif. Apabila anda menanyakan kepada orang yang sedang putus asa, apakah fokus mereka? pasti mereka akan berbicara hal hal yang kecil saja dan cenderung negatif. Sebaliknya mereka yang punya semangat dalam hidup dan keyakinan untuk meraih kesuksesan maka mereka akan bilang bahwa mereka punya target yang besar dan fokus kepada hal hal yang positif. Jangan tunggu anda siap, karena semua orang sukses bermula dari cita cita yang besar dan fokus untuk mengejarnya.

Apa yang anda bicarakan, baik kepada diri anda sendiri maupun kepada orang lain. Apabila anda berbicara pada diri sendiri sesuatu yang tidak mungkin maka tubuh anda akan kehilangan energi. Apabila anda berbicara hal yang positif bahkan kepada semua orang yang anda temui maka motivasi anda akan tetap terjaga.

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk siswa. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yangmengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilakusiswa. Ada tiga komponen dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa menyadarkan kedudukannya pada awal, proses dan hasil belajar, menginformasikan kekuatan usaha belajar, mengarahkan kegiatan belajar, membesarkan semangat belajar, menyadarkan proses belajar kemudian bekerja. Bagi pengajar, membangkitkan, meningkatkan,memelihara semangat belajar siswa sampai berhasil, mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam ragam : acuh, tak memusatkan perhatian, bermain di samping yang bersemangat belajar, meningkatkan dan menyadarkan pengajar untuk memilih satu diantara beberapa peran : penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik, “unjuk kerja” rekayasa pedagogis : semua siswa berhasil, “mengubah”siswa tak minat menjadi bersemangat belajar, siswa cerdas tak berminat menjadi bersemangat belajar.



Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi Belajar adalah dorongan untuk melakukan sesuatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman, dorongan ini bisa berasal dari diri individu itu sendiri maupun dorongan karena adanya perangsang dari luar diri individu.

Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul. Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan kurangnya enrgi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi.
Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita.

Biasanya motivasi akan besar, bila orang tersebut mempunyai visi jelas dari apa yang diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan mempunyai keinginan besar untuk mencapainya. Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya untuk merealisasikan apa yang diinginkannya.

Lakukan apapun dalam pengembangan diri anda dengan motivasi. Motivasi ini akan ada, bila ada visi yang jelas dari apa yang anda akan lakukan, mengetahui apa yang akan anda lakukan dan percaya akan kekuatan yang ada pada anda sendiri. Ia akan merupakan kunci sukses dari apapun yang anda lakukan.

Untuk termotivasi, ketahui terlebih dahulu apa yang anda inginkan selanjutnya anda harus dapat meningkatkan energi keinginan itu dan siap untuk melakukan apa saja agar keinginan dapat tercapai. Motivasi berkaitan erat dengan tercapainya sesuatu keinginan. Sering kita gagal mencapai apa yang kita lakukan karena motivasinya kurang.

Apakah hubungannya motivasi dengan emosi ? Sangat erat hubungannya. Keduanya diperlukan untuk proses tercapainya suatu keinginan. Disiplin adalah hal yang perlu agar keinginan tercapai. Untuk tetap disiplin, motivasi yang tinggi akan sangat membantu.

Dalam kehidupan kita, kita sering meniatkan untuk melakukan pengembangan atau merubah kondisi yang kita miliki, tapi sering tidak dilakukan dan berhenti hanya sebagai niat saja. Kenapa berhenti ? Itu terjadi karena kurangnya motivasi, antusiasme, keinginan, determinasi, kemauan dan disiplin.

Cobalah setelah membaca tulisan ini untuk benar-benar mengembangkan atau merubah kondisi yang tidak sesuai yang ada dalam diri anda, anda pasti bisa.
Apakah anda sudah termotivasi?

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Dari segi penyusunan atau penulisan mungkin masih kurang dapat dipahami dengan baik dibanding referensi lainnya. Oleh karena itu penyusun menyarankan untuk penyempurnaan penyusunan dan pengembangan makalah ini.









Daftar Pustaka

http://www.ugmc.bizland.com/ak-ertimotivasi.htm
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/pengertian-motivasi/
http://www.mitrapulsa.com/motivasibelajar.html
http://www.idonbiu.com/2009/05/faktor-yang-mempengaruhi-motivasi.html
http://yohanestantama.com/2007/3-cara-singkat-untuk-membangkitkan-motivasi-anda/
http://www.stp.dkp.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=339:membangkitkan-motivasi-untuk-mencapai-tujuan-anda&catid=74:motivasi&Itemid=27
http://whandi.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=41

Senin, 16 November 2009

Preman

Preman Dalam Kajiannya

Dalam bukunya Peasant War in Germany dan Class Struggle in France , Marx dan Engels sedikit mengulas tentang lumpenproletar sebagai suatu pseudo-kelas. Lumpenproletar mencakup jembel, luntang-lantung, preman, bajingan, penjahat, dan semua orang yang terdepak dari hubungan-hubungan produksi pokok. Pengangguran miskin, pekerja serabutan yang jarang bekerja, juga bisa dimasukkan ke dalam kelas ini. Lumpenproletar tiada lain adalah ‘kelas buangan’ yang isinya campur-aduk orang dari berbagai asal-usul kelas, terutama mereka-mereka yang terdepak dari saluran-saluran penghidupan ‘wajar’, baik di pedesaan maupun di perkotaan, tanpa bisa memasuki sektor-sektor formal di perkotaan yang sedang bertumbuh dalam industrialisasi. Mereka menempati wilayah-wilayah gelap dalam gegap-gempita kapitalisasi segala sektor kehidupan. Marx memasukkan lumpenproletar ke dalam kategori ‘cadangan industrial’ atau kelebihan penduduk relatif yang memelihara tingkat penghisapan tenaga kerja oleh kapital. Menurut Marx, dalam kapitalisme lumpenproletar bisa juga menjadi alat akumulasi kapital borjuasi lewat pemerasan, pengorganisasian pengemis, atau penguasaan ekonomi gelap dan jasa-jasa ilegal seperti penyelundupan, pelacuran, perjudian, penagih utang, pembunuh bayaran, keamanan, dan sebagainya.

Dalam penelitiannya tentang blater dan aneka rupa bajingan di Madura, Abdul Rozak (2006) mengaitkan keberadaan preman sebagai satu kategori sosial dengan kondisi sosio-ekologis sistem tegalan yang dominan di Madura. Menurut Rozak, keterbatasan ekologis yang berujung pada kondisi kemelaratan di kalangan warga desa sulit dipungkiri punya andil dalam menumbuhkan ‘budaya’ preman Madura. Menjadi bandit atau blater merupakan salah satu jalan keluar dari sempitnya saluran penghidupan wajar dan memasuki ‘jalan hitam’.

Sementara itu Henk Schulte Nordholt (2002), seorang sarjana sejarah dari negeri Belanda, mengaitkan preman kontemporer dengan para jago dari masa penjajahan Belanda dahulu. Para jago tiada lain adalah bandit-bandit pedalaman yang berada di lingkaran kekuasaan lokal beserta intrik perebutan kekuasaan antarelitnya.

John M. MacDougall, dalam hasil penyelidikannya tentang ekonomi politik keamanan di Lombok, mengambil kesimpulan bahwa keberadaan preman kontemporer yang menjual jasa keamanan bagi elit-elit politik lokal kian berarti karena 1) krisis moneter, 2) terpeliharanya politik berbasis massa, dan 3) praktek-praktek otonomi daerah. Ketiga gejala tersebut memunculkan masalah sekaligus kesempatan bagi para pemimpin setempat di masa runtuhnya kekuasaan rezim totaliter Orde Baru. Otoritas kebenaran tidak lagi sepenuhnya berada di tangan pemerintah. Otoritas itu mengambang tanpa pijakan dan menunggu diperebutkan oleh para pemimpin setempat yang membutuhkan barisan ‘pengaman swasta’ sendiri-sendiri (MacDougall 2007). Dengan kata lain, bertumbuhnya persaingan demi kekuasaan lokal telah dilapangkan oleh politik uang dan mobilisasi politik atas preman. Pemanfaatan preman untuk mengorganisasi ‘gerakan massa’ menjadi resep penting yang dengannya elit-elit daerah membuka saluran ke sumber daya pemerintah lewat berbagai proyek.

Dalam nuansa yang tak jauh beda dengan dua sarjana di atas, Untung Widyanto (2006) mengkaji salah satu organisasi preman yang mengusung identitas kebetawian di Jakarta. Dari penelitiannya Widyanto berkesimpulan bahwa ada dua jenis preman, yakni preman kantoran atau preman berdasi dan preman jalanan. Preman berdasi biasanya sudah berorientasi hidup mewah dan memiliki “potensi berkembang menjadi mafia”. Gerak usaha preman berdasi adalah pengamanan perbankan, bisnis properti, bursa saham, perdagangan, kesehatan dan obat-obatan (narkotika). Para preman kantoran selalu terorganisasi dengan baik dan dekat dengan sumber-sumber kekuasaan. Pemimpin mereka juga biasanya, meski tidak selalu, berada di dalam jaringan kekuasaan formal entah sebagai anggota legislatif atau pejabat partai.

Berbeda dengan preman berdasi, preman jalanan bercirikan sering tidak terkoordinasi dan geraknya tidak terencana dengan baik. Aktivitas pemerasan mereka cenderung menggunakan kekerasan fisik sebagai senjata dan lebih banyak bertujuan sekadar hidup sehari-hari saja. Usaha mereka terkonsentrasi di kantung-kantung kumuh dan daerah penjahat sebagai tukang parkir, penjaga malam, atau penagih hutang berskala kecil. Mereka juga seringkali dimanfaat sebagai barisan tandingan dalam penggusuran atau demonstrasi.

Hampir semua kajian tentang preman di atas memotret preman di perkotaan. Tanpa mengabaikan arti penting aspek politik dari preman di perkotaan, artikel ini lebih mengulas preman sebagai kategori ekonomi yang akan ditelusuri sumber-sumber penghidupan dan kedudukannya dalam suatu kontinum penghidupan di pedesaan.

Asal-usul Preman

Dalam pemahaman penduduk setempat, yang dimaksud dengan preman adalah orang-orang yang ‘kerjaanya’ mengutip sejumlah uang kepada pedagang-pedagang pasar, warung-warung, dan toko-toko di pinggir Jalan Raya Kutocilik pada wajktu-waktu tertentu dengan alasan menjaga keamanan. Istilah preman atau gentho juga digunakan merujuk para bekas penjahat yang pernah malang-melintang di dunia kejahatan kota dan pernah pula dipenjara (residivis) yang pekerjaan pokoknya menjaga kegiatan-kegiatan perjudian, tempat pelacuran, dan toko-toko.

Ada dua asal-usul preman, yakni para penjahat dan pengangguran. Para penjahat berhenti berkegiatan di ‘dunia gelap’ dan memasuki wilayah pemalakan dan atau penjualan jasa keamanan yang agak lebih ‘terang’. Para penjahat kota yang selamat dari perburuan Orde Baru atas mereka di awal dasawarsa 1980-an (petrus) tidak seluruhnya kembali ke dalam dunia kejahatan. Sebagian di antara mereka yang bersembunyi di kampung halaman tetap bertahan di kampung dan menjadi tokoh di dunia preman (bdk. BrÃ¥ten 2003). Pilihan ini dimungkinkan bila desa yang tersebut berdekatan dengan pasar kecamatan atau jalan lintas kota yang ramai. Bagaimanapun, sumber nafkah preman bergantung pada keberadaan tempat-tempat usaha yang ramai tempat mereka ‘menjual jasa’.

Asal-usul perampok, pencopet, penodong, dan berjenis-jenis penjahat kota hingga sekarang belum diteliti. Namun ada kecenderungan salah satu sumber utamanya ialah para pencari kerja yang datang dari wilayah pedesaan. Mereka yang gagal berusaha di dunia halal tak seluruhnya menjadi gelandangan. Sebagian memasuki dunia kejahatan. Dari kalangan merekalah, yakni para penjahat kota yang berasal dari pencari kerja pedesaan, pasokan preman berasal.

Karena sebagian preman-preman di Wetankali berasal dari dunia kejahatan maka tugas aparat keamananlah untuk membina mereka agar tak lagi terjun ke dalam dunia kejahatan. Seperti di banyak tempat di Jawa yang umumnya diorganisasi ke dalam kelompok pemuda atau paguyuban, para preman di Wetankali sebagian besar menjadi anggota Paguyuban Wong Kutocilik yang dikenal oleh penduduk setempat sebagai tempat berkumpulnya “preman dan pemuda pengangguran yang kerjanya luntang-lantung”.

Preman sebagai Pengaman Penghidupan Haram

Di pasar setempat, beberapa bentuk kegiatan molimo bisa dijumpai. Itulah sebabnya salah satu tempat mangkal preman adalah sekitar pasar. Lingkup kekuasaan preman adalah semua tempat usaha yang ada di dalam dan di sekitar pasar mulai dari lapak-lapak pedagang mingguan, toko-toko grosir di dalam dan sekitar, lapak-lapak judi mingguan, rumah bordir, kios minuman keras lokal, dan tempat parkir. Preman juga ‘menguasai’ para pencopet, pengemis jalanan, pengedar narkoba kecil-kecilan, tukang ojeg, tukang becak, kusir delman, dan calo angkutan umum yang busnya kerap mangkal di seberang pasar.

Seorang ketua preman dekat hubungannya dengan beberapa oknum polisi atau tentara dari markas setempat. Beberapa preman sering juga sekaligus seorang informan polisi. Salah satu daya tawar preman kepada para penjahat kecil-kecilan, atau bandar judi yang beroperasi di wilayahnya agar tidak lalai membayar ‘uang keamanan’ adalah ancaman dilaporkan ke pihak kepolisian. Para preman menggunakan istilah jatah untuk semua bentuk setoran dari pedagang pasar dan para penjahat molimo. Artinya, membayar uang keamanan adalah kewajiban dan mengambilnya adalah hak.

Ketua kelompok preman biasanya menempatkan dua sampai tiga anak buahnya di setiap kawasan usaha. Preman-preman ini akan menarik jatah setiap hari atau seminggu sekali dari semua yang dianggap wajib membayarnya. Setiap tengah hari, tiap-tiap preman akan menyetorkan uang keamanan kepada sang ketua. Sebelum dibagi untuk diri sendiri dan anak buahnya, sebagian jatah uang keamanan akan disetorkan kepada seorang oknum aparat polisi dan/atau tentara penghubung yang menjadi ‘atasan’-nya.

Sebagai abdi negara yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban, aparat polisi rajin turun langsung ke tempat-tempat keramaian. Termasuk ke tempat-tempat perjudian atau pelacuran. Ketua preman atau orang suruhannya sigap mendatangi aparat dan melaporkan bahwa keamanan dan ketertiban terjaga sambil menyerahkan sejumlah uang jatah.

Tempat-tempat judi menjadi salah satu tempat yang sering didatangi oknum aparat karena konon paling lancar menyetor uang keamanan. Aparat yang sedang tugas piket keliling biasanya berjumlah tiga sampai empat orang. Untuk harian, preman pengaman tempat judi menyetor 10 sampai 30 ribu rupiah. Kepada tentara penjaga keamanan negara, preman memberikan uang keamanan langsung ke markas tentara setempat.

Jumlah uang setoran ke oknum aparat akan bertambah menjelang perayaan agustusan. Baik kantor polisi maupun markas tentara akan meminta jatah lebih untuk mengongkosi pengecatan kantor. Di samping itu, menjelang agustusan atau hari ulang tahun kepolisian, rumah judi, rumah bordir, dan perkumpulan preman harus menyumbang sejumlah uang untuk membiayai pertunjukan hiburan yang digelar di kantor polisi dan markas tentara.

Dalam setahun, tidak hanya pada agustusan saja preman menyetor uang lebih. Jika ada kepala kantor polisi atau komandan markas tentara yang pindah tugas, perkumpulan preman juga harus menyiapkan kenang-kenangan seperti sarung, kopyah, dan sajadah. Pada saat pertemuan Hari Bhayangkara di kantor polisi, perkumpulan preman juga wajib mencarikan dana ‘bantuan’ untuk mengongkosi pertunjukan orgen tunggal .

Mencegah pembubaran perjudian oleh aparat kepolisian adalah salah satu tugas pokok preman bagi penyewanya. Bila ada pihak dari oknum kepolisian setempat mendatangi tempat perjudian, preman yang sedang berjaga akan memberi tanda kepada bandar besar bahwa ada tamu datang. Jika tamu berniat membubarkan kegiatan berjudi, maka ketua preman akan mengajukan tawaran-tawaran damai. Pertama-tama bisa diajukannya sejumlah uang sebagai tanda perdamaiannya. Bila tamu menerima tawaran damai sejumlah 100 ribu rupiah, maka preman tersebut akan meminta kepada bandar besar sejumlah 150 ribu. Kelebihannya dipakai untuk jaga-jaga bila aparat keamanan meminta rokok.

Bila di kantor polisi ada rencana penggerebegan tempat-tempat judi, ketua preman biasanya diberitahu salah seorang oknum aparat. Beberapa jam sebelum penggerebekan terjadi, ada aparat yang menghubungi ketua preman yang akan meneruskannya ke bandar judi untuk segera membubarkan diri. Dengan populernya HP (mobilephone), pemberitahuan bisa dengan cepat dan murah disampaikan.

Bila membanding-bandingkan berbagai cerita dari para preman setempat, hubungan mereka dengan bagian intelejen kantor polisi cukup unik. Konon beberapa preman pernah ditawari menjadi intel luar. Tugasnya memberi informasi berbagai kegiatan kejahatan dan pelaku-pelakunya. Selain itu, mereka juga bertugas memberi tahu serta mengawasi bila ada residivis baru pulang kampung.

Hampir semua penggerebekan bisa ditangani preman setempat. Pembubaran perjudian yang tidak mampu ditangani preman kampung adalah operasi gabungan polisi dari kepolisian resor dan tentara dari batalyon tempur di Kabupaten Banyumas. Di satu sisi, operasi gabungan biasanya langsung ke lokasi tanpa pemberitahuan resmi ke kepolisian sektor. Di sisi lain, preman-preman setempat hanya mengenal aparat polisi setempat pula. Sedangkan dengan aparat dari kabupaten tidak pernah berhubungan sama sekali. Jadi, pada saat terjadi penggerebekan, uang sogok tidak berarti apa-apa karena tidak tahu harus dibayarkan kepada siapa. Salah-salah mereka bisa diciduk sekalian. Selain itu, jumlah personelnya juga lebih banyak. Menurut keterangan preman yang pernah menghadapi garukan operasi gabungan, sebenarnya mereka mau disuap, tapi gengsi kepada aparat dari kesatuan lain.

Preman sebagai Pengaman Kegiatan Usaha Halal

Preman-preman menarik uang penjagaan keamanan dari toko-toko dan warung di pasar dan sekitarnya seminggu sekali. Beberapa toko milik keluarga Cina menyetor uang keamanan sebulan sekali. Sebagai gantinya, ketua preman akan menggilir anak buahnya untuk menjaga pertokoan tersebut setiap malam. Preman yang sedang bertugas wajib menyingkirkan orang-orang gila atau pemabuk yang berkeliaran di sekitar warung makan. Ketika hubungan antara preman dengan pemilik warung sudah dekat, tidak jarang pemilik warung menyuruh-nyuruh preman tersebut untuk membeli sesuatu, mengangkatkan barang dari pinggir jalan, atau mengirim pesanan makanan ke kantor camat.

Di Wetankali dan sekitarnya, pelanggan setia jasa keamanan preman adalah pemilik toko-toko keluarga Cina. Mereka paling rajin dan tepat waktu membayar uang keamanan. Menurut ketua preman setempat, keluarga-keluarga Cina itu tidak banyak omong. Salah seorang kepala keluarga Cina mengetahui betul bahwa banyak preman di sekitar Kutocilik. Tapi dia tidak khawatir karena preman-preman itu terkoordinir dengan baik. Preman-preman itu juga hampir tidak pernah menagih uang keamanan di luar kesepakatan. Lagi pula tokonya dijaga dengan baik pada malam hari. “Itung-itung membayar satpam, mas’ ujar mereka.

Pada tahun-tahun gawat 1998-1999, ketika konon banyak penjarahan dan pengrusakan terhadap toko-toko milik keluarga Cina di berbagai kota, preman-preman Pasar Kutocilik berada di garis depan mengamankan pembeli jasanya. Ketua preman konon langsung turun tangan meronda pertokoan sepanjang hari. Hasilnya, tidak ada satupun toko milik keluarga Cina di Kecamatan Kutocilik yang dijarah ataupun dirusak orang. Konon, kawasan pertokoan di Kota Gombong yang banyak dimiliki keluarga Cina terbakar atau dijarah.

Selain mendapatkan uang dari kawasan pertokoan, preman juga memperoleh uang dari tukang ojeg. Caranya, ketua preman mengkoordinir para tukang ojeg dan membuatkan semacam kartu anggota. Siapa saja yang tidak memiliki kartu anggota ojeg tidak boleh berusaha di daerah Kutocilik. Jika ada tukang ojeg bukan anggota tapi menarik penumpang di daerah Kutocilik, maka motornya akan dihadang dan ongkos penumpang diambil. Di seluruh Kutocilik ada sekitar 130 tukang ojeg yang mangkal di mulut-mulut jalan masuk di tepian Jalan Raya Kutocilik dari sekitar kompleks kantor camat di sebelah barat Pasar Kutocilik sampai di kawasan pertokoan dan bengkel di sebelah timur pasar.

Preman sebagai Pengaman Perhelatan Desa

Setiap perayaan hari kemerdekaan RI, sudah menjadi kebiasaan diadakannya berbagai pertandingan olahraga untuk meramaikannya. Salah satu yang paling populer adalah pertandingan sepakbola. Turnamen sepakbola agustusan diikuti berbagai tim dari berbagai desa dan kota sekitar Kutocilik. Turnamen terutama dibiayai oleh sponsor-sponsor setempat mulai dari kantor cabang Bank Perkreditan Rakyat-Bank Kredit Kecamatan Purwokerto Utara, agen distributor minuman berenergi, toko-toko grosiran, hingga calon bupati Banyumas yang konon mempunyai basis massa di Banyumas selatan. Dari gosip yang beredar, salah satu calon bupati ini merupakan penyumbang paling besar. Konon pula, sekitar 15 juta rupiah diberikan kepada panitia hanya untuk membuat spanduk berukuran besar dan umbul-umbul bergambar calon bupati tersebut yang dapat dipasang di sekeliling lapangan sepakbola pertandingan. Nama calon bupati tersebut juga disebut-sebut oleh panitia turnamen melalui pengeras suara setiap pertandingan akan dimulai atau di waktu istirahat.

Panitia penyelenggara turnamen adalah Paguyuban Wong Kutocilik. Paguyuban ini merupakan perkumpulan pemuda-pemuda yang didirikan oleh muspika (musyawarah pimpinan kecamatan yang terdiri dari camat, kepala kepolisian sektor, dan komandan rayon militer) pada paro kedua dasawarsa 1980-an untuk menampung “kreativitas dan kegiatan-kegiatan positif generasi muda penerus bangsa”. Memang tidak semua anggota paguyuban tergolong preman pasar. Menurut salah seorang aparat desa, anggota Paguyuban ada pula yang dikenal sebagai bandar besar judi, aktivis karang taruna, aktivis partai, anak tentara atau polisi, dan sebagainya.

Turnamen sepakbola ini sebenarnya bisa diadakan di desa mana saja yang mempunyai lapangan. Penunjukan Desa Wetankali sebagai tuan rumah pelaksana bukan karena undian antartim sepakbola, maupun yang bersifat giliran. Pemilihan tersebut lebih karena letak lapangan Desa Wetankali dinilai strategis di dekat Jalan Raya Kutocilik sehingga mudah dijangkau siapa saja. Selain itu, lurah Wetankali yang baru terpilih juga memberikan berbagai kemudahan. Panitia sudah mengenal lurah Wetankali dengan baik, begitu juga sebaliknya. Beberapa tokoh (pentolan) Paguyuban adalah pendukung (botoh) lurah tersebut ketika pemilihan kepala desa Wetankali. Hubungan baik ini konon sudah dibina sejak sang lurah masih menjadi polisi yang kemudian menjabat lurah pada periode sebelumnya. Panitia dari Paguyuban juga mengajak anggota taruna karya Desa Wetankali menjadi panitia. Mereka umumnya ditempatkan sebagai penjaga tempat parkir.

Preman dan Bisnis Parkiran

Di sepanjang Jalan Raya Kutocilik sekitar satu kilometer yang dimulai dari depan Pasar Kutocilik sampai warung terakhir di sebelah timur jalan masuk Desa Wetankali, jejeran warung-warung makan berdiri menyediakan menu makan siang untuk para sopir yang lewat. Sebagian besar warung menyediakan menu khas Kutocilik, yaitu Sate Bebek. Warung-warung makan itu ada yang didirikan secara permanen seperti layaknya restoran, ada pula yang kaki lima di atas gerobak dorong. Setiap hari dari pukul 11 hingga pukul 2 siang, para pengemudi mobil yang sering melalui Jalan Raya Kutocilik silih berganti singgah sebentar untuk makan siang di salah satu warung. Mobil berbagai jenis dan ukuran mulai dari mobil boks angkutan barang, truk beroda enam, sampai truk gandeng, terparkir di tepian jalan. Tidak jarang pula tampak mobil-mobil pribadi. Di lihat dari nomor polisinya, sebagian besar mobil-mobil angkutan tersebut berasal dari luar Banyumas. Ada yang bernomor polisi D (Bandung), Z, (Priangan Timur), B (Jabotabek), H (Semarang), AB (Yogyakarta), bahkan N (Malang).

Bisnis parkiran merupakan salah satu sumber penghasilan sekelompok preman pasar. Berbekal topi dan peluit mereka bisa memperoleh puluhan ribu dalam sehari. Pengelolaan parkir tepian Jalan Raya Kutocilik dilakukan dengan bekerjasama antara preman pasar dengan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR). Dinas menyediakan karcis parkir berlogo resmi DLLAJR dan baju berwarna oranye berlogo Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas di lengan kiri dan bordiran lambang Kabupaten Banyumas di lengan kanan. Di saku baju juga ada bordir bertuliskan TUKANG PARKIR ditambah kartu tukang parkir resmi yang didaftar ulang setiap tahun ke kantor Dinas.

Setiap Rabu, dua orang pegawai Dinas mendatangi para tukang parkir untuk menyerahkan bundel-bundel karcis parkir baru dan mengambil uang parkiran yang menjadi bagian Dinas sebesar 25 ribu rupiah. Setiap bundel berisi 100 lembar karcis parkir. Di karcis tersebut dicantumkan pasal tentang ketentuan parkir yang diatur Peraturan Daerah No. 8 tahun 2000 tentang Parkir Jalan Umum di wilayah Kabupatena Banyumas dan nomor seri karcis yang menunjukkan tanggal dan tahun berlakunya. Ketentuannya mencakup ongkos parkir untuk berbagai jenis kendaraan. Meski pun setiap jenis kendaraan berbeda ongkos parkirnya, namun di karcis parkir hanya tercantum angka besar bertuliskan Rp. 700,-.

Di Kutocilik, paling tidak ada 3 wilayah parkir. Setiap wilayah dikelola 3 tukang parkir yang semuanya laki-laki. Tukang-tukang parkir resmi ini juga bertugas menyingkirkan tukang parkir yang tidak di bawah pengawasan Dinas. Itulah sebabnya, pengelolaan parkir diserahkan kepada kelompok preman pasar yang mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan tukang parkir tidak resmi. Menurut cerita beberapa pemilik warung sate bebek, pernah ada beberapa kasus pemuda pengangguran yang menjadi tukang parkir tidak resmi dipukuli sampai babak belur. Meski demikian, selalu saja muncul tukang parkir tidak resmi baru bila yang babak belur kapok dan menyingkir.Upaya-upaya perebutan lahan parkir bukanlah cerita baru. Paling tidak sejak pergantian ketua preman pasar yang terakhir pada pertengahan 1980-an sampai Agustus 2007 lalu, hanya ada tiga kali pergantian tukang parkir.

Kerjasama pengelolaan parkir menguntungkan kedua pihak. Dinas menerima pendapatan yang relatif lancar dari wilayah-wilayah parkir yang berada di bawah pengawasan, dan preman pasar memperoleh pengesahan dengan adanya karcis resmi dari Dinas. Karcis resmi ini penting karena sopir sering meminta bukti pembayaran parkir. Dengan memperoleh karcis parkir resmi, maka sopir bisa melampirkannya sebagai bukti pengeluaran perjalanan kerja. Kepada sopir-sopir langganan, tidak jarang tukang parkir memberi 2 atau 3 lembar karcis sekaligus meski dengan bayaran 1 karcis saja.

Setiap harinya, satu tukang parkir rata-rata bisa memperoleh uang sekitar 50 ribu rupiah pada siang ahri dan separonya pada malam hari. Semua jenis mobil ditarik 1000 rupiah. Sedangkan sepeda motor tidak wajid membayar parkir. Tukang parkir hanya memberikan karcis jika diminta pemilik kendaraan. Jika tidak diminta, karcis tetap dikantongi. Sisa karcis yang tidak diminta tersebut berguna untuk memberi sopir-sopir langganan yang meminta karcis lebih dari satu.

Biasanya mobil pribadi tidak diberi karcis, kecuali mobil-mobil berplat nomor merah milik pemerintah. Sopir kendaraan milik pemerintah merasa perlu mendapat karcis sebagai bentuk pertanggungjawaban keuangan perjalanan dinas.

Setor setiap Rabu bukan satu-satunya kewajiban tukang parkir. Setahun sekali, mereka harus membayar sewa lahan parkir sebesar 500 ribu rupiah kepada Dinas. Ketua preman yang menjadi penanggung jawab atau koordinator sekitar 10 tukang parkir berseragam, tidak perlu repot-repot mendatangi kantor Dinas di Purwokerto. Setiap tahunnya, pegawai Dinas akan mendatanginya di rumah. Transaksi penyewaan lahan parkiran dilangsungkan di rumah dan dalam suasana tidak resmi atau menurut seorang koordinator tukang parkir disebut bernuansa kekeluargaan. Menurutnya, berusaha di jalanan harus menjalin kerjasama dengan penguasa jalan secara resmi, yaitu Dinas Lalu Lintas Angkutan dan Jalan Raya. Para tukang parkir berseragam berada di lahan parkir mulai pukul 8 pagi sampai pukul 4 sore. Selebihnya bisa bergantian dengan sesama tukang parkir resmi atau ditinggalkan begitu saja. Bila tidak ada tukang parkir resmi yang datang, maka tugasnya diambil alir pemuda-pemuda pengangguran yang ada di sekitar lahan parkir.

Preman, Kosmologi Penghidupan Jawa, dan Peran Aparat Keamanan

Baik budaya adiluhung kraton maupun budaya kasar luar istana merupakan pranatan-pranatan yang mengatur kehidupan orang Jawa di dalam lingkungan masyarakatnya. Pranatan ini merupakan panduan normatif dari tindakan-tindakan sosial dalam berbagai sisi kehidupan masyarakat. Dunia tempat berjalannya ketentuan dan aturan kolektif masyarakat ini dalam kosmologi Jawa disebut alam padhang atau dunia terang. Dunia terang ini adalah tempat orang-orang biasa atau orang Jawa pada umumnya yang menghidupi diri dengan bertani, berdagang, atau menjadi pegawai negara. Di luar keduanya adalah tindakan-tindakan nerak pranatan yang berarti menolak ketentuan dan aturan kolektif. Orang-orang yang menolak ketentuan dan aturan kolektif ini dianggap berada di alam peteng atau dunia gelap (Suhartono 1995: 98).

Menurut Suhartono, keberadaan dunia bawah tanah alam petheng ini diketahui penghuni alam padhang. Oleh sebab itulah sudah sejak jaman Jawa Kuno ada petugas-petugas kerajaan yang menangani khusus alam petheng, yaitu kementrian kapethengan (Suhartono 1995: 98-9). Bagi penduduk Wetankali, dunia kejahatan adalah kenyataan. Dunia gelap tetaplah dunia yang ada penghuninya. Penghuninya menghidupi diri terutama dengan memasuki saluran-saluran molimo. Orang desa menyadari ada segelintir orang yang nekad mengais rejeki di dunia kejahatan. Orang tahu bahwa di pasar atau di kendaraan umum ada pencopet. Tidak sedikit cerita tentang perampok atau pencuri yang pernah atau sedang mengintai harta mereka. Orang desa tahu betul siapa saja yang menghidupi dirinya dengan berjudi, berjualan minuman keras, atau melacurkan diri. Mereka juga menyadari itulah satu dunia lain yang nyata-nyata ada dan didiami sekelompok orang.

Pelaku-pelaku penghidupan haram juga menyadari bahwa kegiatan di dunia gelap dilarang oleh hukum negara dan agama. Karena kesadaran ini pula para pelaku penghidupan haram cenderung menempatkan diri di tempat-tempat sepi, gelap, atau tertutup. Karena keberadaan mereka terlarang dan tidaklah betul-betul rahasia, maka mereka rentan sekali diganggu. Masalah-masalah seringkali datang dari petugas polisi (negara) atau kyai desa (agama) yang sesekali mencoba menutup saluran penghidupan mereka. Selain itu, gangguan juga bisa datang juga dari dalam dunia gelap itu sendiri, yaitu para pesaing yang hendak merebut atau mempersempit relung penghidupan mereka. Untuk menjaga dari berbagai gangguan ini, para pelaku penghidupan haram menyerahkan penjagaannya kepada seseorang atau sekelompok orang yang mau menghadapi masalah yang mungkin datang. Merekalah para preman kampung.
Preman kampung tidak sepenuhnya berada di dalam atau di luar dua dunia, terang dan gelap. Dari sumber-sumber penghidupan pokoknya para preman boleh dikatakan menapakkan satu kakinya di dunia terang dan satu kaki lainnya di dunia gelap. Ada preman-preman yang melindungi pelaku-pelaku kejahatan, tetapi ada pula preman yang menjadi pengaman pelaku usaha halal.

Seperti halnya pemilik warung kecil-kecilan tidak dipandang sebagai pedagang, begitu pula preman tidaklah dianggap sebagai penjahat. Mereka dianggap bekerja atau menjual modal satu-satunya yang mereka milik, yaitu keberanian berkelahi dan kemauan berhubungan dengan dunia gelap. Bagi sebagian orang, preman adalah penghubung ke dunia gelap suap-menyuap. Mereka bukanlah penghuni dunia gelap (alam petheng) tetapi berada di antara dunia terang (alam padhang) dan dunia gelap. Kemampuan amfibi ini berakar dari asal-usul mereka yang hampir semua pernah berada di dunia gelap sebelumnya.

Dari sini kita bisa menyatakan bahwa penghidupan di pedesaan tidak hanya bisa dipilah berdasarkan penggolongan yang biasa yaitu pertanian, perdagangan, dan industri kecil. Saluran-saluran penghidupan pendesaan merupakan kontinum yang merentang dari yang paling ‘terang’ seperti menjadi pegawai negeri dan pemilik sawah luas sampai yang paling ‘gelap’ seperti menjadi pencoleng, rampok, atau pelacur. Dalam rentang terang-gelap itulah ada wilayah abu-abu yang gradasi warnanya juga beragam. Di sinilah preman berada.

Kedekatan paguyuban para preman dengan aparat polisi atau tentara seolah mengungkit-ungkit kembali bangkitnya para kapethengan atau aparat desa di masa kerajaan Jawa yang mengurusi soal kejahatan dan ketertiban. Kapethengan secara resmi adalah pekerjaan halal yang tugasnya mengutip uang jalan kepada para pedagang perantara dan berbagai tempat molimo diadakan.

Rabu, 04 November 2009

Sistem Penujang Keputusan

Apa yang dimaksud dengan GDSS ?Sistem penunjang keputusan kelompok (GDSS) adalah :sistem berdasarkan komputer interaktif yang memudahkan pemecahan atas masalah tak terstruktur oleh beberapa(set) pembuat keputusan yang bekerja sama sebagai suatu kelompok.
Komponen GDSS meliputi hardware, software, orang, dan prosedur.

Sifat yang penting dari suatu GDSS sbb :

  • GDSS adalah sistem yang dirancang secara khusus,bukan menyerupai konfigurasi dari komponen sistem yang sudah ada
  • GDSS dirancang dengan tujuan untuk mendukung kelompok pembuat keputusan dalam melakukan pekerjaan mereka
  • GDSS mudah dipelajari dan digunakan
  • GDSS bisa bersifat “spesifik” atau bisa bersifat “umum”
  • GDSS berisi mekanisme built-in (yang sudah tersusun didalam sistem itu)

Aktifitas dasar yang terjadi di kelompok manapun dan yang memerlukan dukungan yang berdasarkan komputer adalah : pemanggilan informasi, pembagian informasi, dan penggunaan informasi (Huber, 1984).

Pemanggilan informasi : melibatkan pemilihan nilai datadari database yang ada maupun pemanggilan informasi sederhana (termasuk sikap, opini, dan observasi informal)dari anggota kelompok lain.

Pembagian informasi : menampilkan data pada layar tampilan agar bisa dilihat oleh semua kelompok, atau pengiriman data ke tempat terminal anggota kelompok yang terpilih agar data tersebut bisa dilihat olehnya.

Pengguna informasi mencakup aplikasi teknologi software(seperti paket modeling atau program aplikasi spesifik),prosedur, dan teknik pemecahan masalah kelompok untukdata dengan tujuan agar sampai pada keputusan kelompok.

Teknologi GDSS
1. Hardware
Keperluan hardware minimal untuk setiap sistem mencakup :
  • peralatan input/output
  • prosedur
  • jalur komunikasi antara peralatan I/O dan prosesor
  • layar tampilan untuk umum atau monitor perorangan guna menampilkan informasi kepada kelompok

Yang diinginkan adalah suatu disain yang memungkinkan setiap peserta bekerja secara independent terhadap yang lain, bisa menampilkan kerja/ hasil karya perorangannya kepada seluruh anggota,dan melihat hasil karya orang lain dan karya kelompok secara keseluruhan.

2. Software
Komponen software GDSS :
  • database
  • base model
  • program aplikasi khusus
  • interface

Beberapa sistem GDSS yang spesifik tidak memerlukan database. Tetapi sebagian besar sistem yang canggih akan terdiri dari database yang digabungkan dengan base model, bahasa tingkat tinggi untuk penulisan program, dan interface yang mempunyai tingkat manajerial standar (grafik, paket statistik, spreadsheet,dsb).

Komponen teknologi GDSS yang paling khusus adalah software aplikasi yang dikembangkan secara khusus untuk mendukung kelompok dalam proses keputusan.

Fasilitas yang terdapat dalam software ini diantaranya : Fasilitas dasar :
  • penciptaan teks dan file data, modifikasi, dan penyimpanan
  • word processing
  • fasilitas pembelajaran untuk pemakai GDSS yang belum mampu -on line help -worksheet, spreadsheet, decision trees, dan alat lain untuk menampilkan angka dan teks secara grafis
  • manajemen database

Fasilitas kelompok :
  • peringkasan grafik dan bilangan
  • menu yang memberitahu (prompt)
  • program untuk prosedur kelompok khusus
  • metode penganalisaan interaksi kelompok
  • transmisi teks dan data

3. Orang-orangKomponen “people” dari GDSS meliputi : anggota kelompok dan “fasilitator kelompok” yang bertanggung jawab atas beroperasinya teknologi GDSS dengan baikpada saat GDSS digunakan “Fasilitator kelompok” secara fisik bisa berada atau bertempat di departemen SIM atau pusat informasi dan hanya bertindak apabila diperlukan

“Fasilitator kelompok” diharapkan mampu diandalkan untuk mengkoordinir aktivitas kelompok dan berfungsi atau berperan sebagai interface antara kelompok dan teknologi tsb.

4. Prosedur Komponen prosedur dapat memudahkan operasi dan membuat penggunaan teknologi oleh anggota kelompok menjadi efektif. Prosedur ini mungkin hanya berlaku untuk operasi hardware, dan software, atau mungkin bisa dikembangkan lagi untuk mencakup aturan mengenai pembahasan verbal di antara anggota dan arus kejadian (event) selama meeting kelompok.

DURATION OF DECISION MAKING SESSION






http://www.gunadarma.ac.id/
http://repository.gunadarma.ac.id
http://library.gunadarma.ac.id
http://community.gunadarma.ac.id
http://pasca.gunadarma.ac.id


INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI UNTUK SPK BERDASARKAN DOKUMEN

Beberapa aspek yang mempengaruhi keberhasilan dokumen, diantaranya:

HARDWARE

Berkurangnya biaya dan meningkatnya kecepatan pemrosesan merupakan indicator teknologi yang jelas mengenai munculnya sistem penunjang keputusan berdasarkan dokumen. Yang memiliki kemampuan memproses sejumlah besar data yang disimpan.

Kunci keberhasilan penunjang keputusan berdasarkan dokumen adalah bahwa ia mampu memberikan peningkatan dalam teknologi penyimpanan dan standar masukan jenis data tersebut.

Beberapa teknologi yg dapat menunjang hal diatas adalah:
  • Opsion penyimpanan yang berdasarkan pada disk optis, meliputi CD ROM, WORM, Laser Disk
  • DVI (Digital Video Interactive) Menggabungkan video gerak, kerangka gambar, audio grafik, database, skema pemanggilan dan proses interaktif ke dalam CD
  • Scanner, tampilan dapat mengkopi sembarang tampilan ke PC
  • Disk magnetis
SPK berdasarkan dokumen ini harus memadukan berbagai macam teknologi penyimpanan dan pemrosesan guna pemanggilan dokumen secara lengkap dan cepat.

DATABASE ONLINE

Analisa kompetitif melalui atau dengan cara penelitian lingkungan telah menjadi elemen pokok dalam strategi organisasi sekarang ini. Salah satu cara untuk mendapatkan data lingkungan adalah dengan mencari data yang tersedia pada database eksternal (internet) secara on line

PEMANGGILAN INFORMASI

Kemajuan dalam teknologi pemanggilan informasi akan sangat memberi manfaat yang banyak terhadap aktivitas pencarian dokumen sistem penunjang keputusan. Ketidakberhasilan SPK dokumen saat ini akibat dari sulitnya pengidentifikasian dokumen yang relevan.

HYPERMEDIA

Hypermedia adalah area produk yang berkembang pesat, dimana ia merupakan teknik untuk memadukan berbagai dokumen dengan suatu cara sehingga membuatnya bisa diakses dan digunakan oleh pembuat keputusan dalam organisasi. Hypermedia ini mempunyai kemampuan untuk memotong, membubuhkan, dan menghubungkan berbagai macam dokumen sumber yang dianalisa dan dikomunikasikan oleh komputer (windows, linux, unix)

ELECTRONIC MAIL (PENGIRIMAN ELEKTRONIK)

Agar supaya dokumen bisa disebarkan dan dibagikan secara tepat waktu, maka cukup dilakukan dengan menghubungkan pembuat keputusan dengan server sentral atau menempatkannya pada jaringan electric mail. Electronic mail memberikan media untuk mengirimkan pesan mail secara rahasia melalui jaringan area lokal atau pengiriman besar dengan menggunakan jaringan akses publik

SISTEM BERDASARKAN DOKUMEN

Banyak penjual database komersial telah mulai menyediakan kemampuan untuk menyimpan dan memanggil dokumen, dan beberapa diantaranya bahkan juga memberikan kemampuan untuk menangani tampilan dan suara. Kemajuan atau menculnya teknologi sistem tersebut memungkinkan terjadinya akses aktif dan penyusunan kembali berbagai jenis dokumen. Bila dikombinasikan dengan mekanisme pemanggilan informasi yang telah maju, maka sistem berdasarkan dokumen tersebut akan menjadi dasar alat penunjang keputusan yang sangan berguna.

Aspek2 yang berpengaruh dalam berhasilnya pengembangan SPK berdasarkan dokumen ini bukanlah sepenuhnya terletak pada teknologi saja, tetapi juga pada pengetahuan mengenai cara menerapkan teknologi tersebut secara efektif agar pembuat keputusan benar2 bisa mendapatkan manfaatnya.

Cerita Di Balik Terminal

Di tengah keterbatasannya, Pak Ridwan, Ibu Erna dan Pak Sibarani, berjuang mengais rejeki di sela-sela keramaian terminal Kampung Melayu.

Sebagai Ibu Kota negara, Jakarta menjadi tempat berkumpulnya manusia multi etnik dari seluruh penjuru negeri. Jakarta telah bertumbuh menjadi pusat kegiatan ekonomi dan memacu orang-orang datang dari luar daerah untuk mengadu keberuntungan di Jakarta. Situasi tersebut, juga tidak lepas dari, masih sulitnya perekonomian di daerah untuk memperbaiki kehidupan mereka.

Dengan bekal seadanya, mereka berusaha bertahan hidup. Sebagian bekerja serabutan, sebagian lagi menaruh nasib hidupnya di terminal-terminal. Otomatis terminal menjadi tempat untuk mencari sumber pendapatan. Berbagai bentuk ‘warung berjalan’ bisa kita jumpai di sana. Demikian istilah ini digunakan karena memang, tidak disediakan tempat khusus untuk berjualan di terminal.

Sejauh ini, kita tidak akan menemukan cerita kemapanan di terminal. Di sana kita akan menjumpai pedagang kaki lima, penjual asongan, pengamen cilik, penjual nasi, dan pengojek berjibaku dengan debu, asap, teriknya matahari demi sekantong recehan. Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur misalnya, menjadi salah satu potret terminal yang menyimpan segudang cerita.

Di hari-hari normal, Terminal Kampung Melayu merupakan salah satu titik kemacetan di Jakarta. Terminal ini juga menjadi sudut kotor kota. Kita akan menjumpai pot-pot pohon berubah fungsi menjadi tempat sampah. Kalau kita melihat dari atas jembatan penyeberangan Kampung Melayu, terminal ini sudah sangat padat. Tak banyak angkutan umum yang dapat tertampung di dalam emplasemen terminal. Lalu lintas semakin macet karena banyak orang yang menyeberang jalan seenaknya saja, tidak melalui jembatan penyeberangan orang. Kehadiran halte TransJakarta di dalam terminal tidak cukup untuk ‘mendandani’ terminal menjadi lebih manusiawi.

Di banyak sudut terminal terutama di area kosong, kita akan menemukan pengojek, pedagang asongan, anak jalanan, pedagang gorengan, penjual nasi, dan pengamen. Beberapa dari antara mereka berkenan untuk membagikan sedikit cerita kepada kita.

Bapak Ridwan (63), misalnya, sudah puluhan tahun menjadi pedagang pisang di Terminal Kampung Melayu. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya setiap hari, kakek yang punya lima anak dan lima cucu ini berangkat pagi-pagi dari rumahnya di Cisalak, Jakarta Timur.

Usianya yang sudah tidak muda lagi, membuatnya tidak mampu mengangkut peti-peti pisang dagangannya. “Saya setiap paginya datang ke sini, terus saya belanja ke pasar. Terus saya jual di sini, saya menyuruh tukang angkut barang untuk mengangkatnya, “ katanya sambil menunjuk ke arah pasar tempat dia membeli pisang sebelum dia jual lagi, yang berada di bawah jembatan layang tidak jauh dari terminal.

Pak Ridwan setiap harinya memperoleh pendapatan bersih Rp 20.000 per hari. “Belum lagi dipotong untuk bayar uang makan saya di sini, dan ongkos pulang pergi, “ katanya lirih. Namun, dia tetap bersyukur karena masih bisa tetap melakukan pekerjaannya, yang walaupun penghasilannya pas-pasan, cukup menolong untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya bersama istrinya. Sementara beberapa anaknya sudah berkeluarga.

Meskipun jarak antara Cisalak dan Terminal Kampung Melayu cukup jauh, Pak Ridwan lebih memilih berjualan di Terminal Kampung Melayu. “Sudah lebih enak berjualan di sini, “ katanya lagi. Menjelang sore, kalau pisang-pisang dagangannya yang tidak habis dijual, dititipkannya dekat terminal. Untuk dijual lagi besok harinya.

Begitu juga dengan Ibu Erna (45) seorang warga pendatang dari Alas Roban, Jawa Tengah yang kini tinggal di sekitar Jalan Raya Otista, Jakarta Timur. Ia mengaku sudah puluhan tahun berjualan nasi di Terminal Kampung Melayu. Sebelumnya ia sempat menjadi penjual asongan.

Bermodalkan meja kecil tanpa kursi, dan menggelar makanan yang telah dimasaknya dari rumah, Ibu Erna mempersilakan para pembeli yang kebanyakan para supir dan para kondektur untuk duduk di pinggir jalan beralaskan kardus bekas yang sudah disediakannya. Para supir dan kondektur itu dengan lahap menyantap nasi dan lauk yang ada meski bau pesing sangat menyengat. Bau pesing ini sebenarnya akibat ulah mereka sendiri, yang kencing sembarangan tatkala mobil mereka berhenti di terminal.

Menu yang disediakan Bu Erna sebenarnya sangat menarik, siapapun yang melihatnya pasti tergugah selera makannya. Ada ayam gulai, ikan sambal, telor, serta sayur yang disantan dengan kental. Ada pula minuman siap saji yang terdapat dalam box berisi es. Ia juga menyediakan air panas untuk membuat teh atau kopi hangat. Ketika ditanya mengapa tidak membuka warung yang menunya tidak kalah dengan menu makanan di restoran Padang, Ibu Erna menjawab dengan nada rendah, “Kemauan sih ada mas, tapi gak kuat bayar kontrakannya, “kata Ibu Erna yang punya lima anak ini.

Meski berdagang dengan sarana yang sangat minim, Ibu Erna mengaku bisa menyekolahkan lima anaknya. Dua anaknya tinggal di Alas Roban, dan dua lagi tinggal bersama mereka dan keduanya masih sekolah. Sementara anak pertamanya sudah menikah dan kini tinggal di Jember, Jawa Timur.

Lain lagi cerita Sibarani (39) seorang supir yang datang dari Sumatera. Ia setiap hari mengangkut penumpang dengan trayek dari Kampung Melayu-Ragunan. Dia mengaku pendapatannya berkurang sejak beroperasinya Busway. Namun, karena sulitnya mendapat pekerjaan, profesi sebagai supir terpaksa dia kerjakan. “Sebenarnya karena tidak ada pekerjaan yang lain, kita menjadi sopir, “ kata pria yang sudah tinggal di Jakarta sejak tahun 1992 ini sambil menghela napas.

Dia mengeluhkan, pendapatan yang diterimanya tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya yang tinggal di sekitar Pondok Kopi, Jakarta Timur. Sambil sesekali menarik nafas, ia menceritakan anaknya yang tahun ini akan lulus dari SMA dan berencana kuliah. Sibarani sangat berkeinginan menyekolahkan anaknya ke universitas, namun anaknya itu menyadari keadaan orang tuanya yang kurang mampu.

“Pak, biarlah saya kerja dulu, setelah bekerja saya akan kuliah lagi, “ kata Sibarani sambil menirukan ucapan anaknya yang tidak ngotot memaksa ayahnya supaya membiayai dia kuliah. “Syukurlah kalau kamu mengerti keadaan orang tuamu,” kata Sibarani dengan hati pedih menjawab anaknya.

Cerita kehidupan yang serba sulit juga dialami oleh para pengojek yang mangkal di terminal. Mereka datang dari berbagai profesi termasuk tukang bangunan. Bahkan ada yang bekerja sebagai pegawai negeri yang setiap hari melewati terminal. Padahal sebagian dari mereka tinggal di Pancoran, Bekasi, bahkan Tanjung Priuk. Namun, kesulitan ekonomi membuat mereka harus menyambi untuk menambah sumber pemasukan.

Sama seperti para pengojek, para pedagang asongan yang ada di terminal Kampung Melayu juga kebanyakan dari luar Kampung Melayu. Seperti Pak Maman (47), yang tinggal di Kramat Jati, Jakarta Timur. Bapak berusia hampir kepala lima ini mengaku, sudah dua puluh tahun lebih mangkal di terminal tersebut.

Kakek yang sudah memiliki cucu satu ini juga kadang-kadang mangkal di Pusat Perbelanjaan Jatinegara yang tidak jauh dari terminal Kampung Melayu. Dari pengakuannya sebagai pedagang asongan, ia mampu menghidupi keluarganya walaupun pas-pasan. Layaknya seorang pekerja kantoran, dia juga berangkat lebih pagi dari rumahnya. Maklum, dia takut ditinggal pelanggannya yang sudah setia membeli dagangannya.

Pak Tua yang masih Bersemangat

Saya melangkahkan kaki turun dari bus menuju perempatan di salah satu ujung Kota Tua. Terlihat sekumpulan sepeda onthel tua. Bersama sepeda itu tampak dua orang muda dan satu majikan sepeda. Pria berusia 66 tahun itu, menyapa ramah dan mengajak saya untuk pergi. Saya pun membalas keramahan itu dengan menyapa kabar dan memberikan senyuman tulus, kemudian saya mulai naik dan pergi bersamanya.

Sesaat, tidak ada yang unik dari sepeda yang sudah berumur enam tahun itu. Semuanya tetap dibiarkan standar, kecuali tambahan berupa jok yang sudah ditambal untuk kenyamanan penumpangnya. Terlihat perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari cukup lengkap. Botol minum, kunci perkakas, pompa angin, alat tambal ban, payung dan mantel/jas hujan, merupakan perlengkapan wajib dibawa.

Namun, sungguh berbeda ketika melihat ke belakang punggung majikan sepeda itu. Diawali dengan topi biasa yang ditutup dengan topi jaman Kolonial Belanda bercat putih, jaket biru tua berserta celana bahan yang biru muda menjadi yang unik ketika dipadu dengan slayer hitam sebagai penghangat leher. Namanya Giarto. Namun, saya mengenalnya sebagai Pak Tua ojeg sepeda yang bersemangat.

Sepanjang perjalanan saya nikmati indahnya kawasan kota tua bersejarah, bersama obrolan pak tua. Kehidupan menarik pak tua diawali dengan berhentinya perjuangannya untuk lulus dari SMA Diponogoro di Jakarta, karena kekurangan biaya, dan situasi negara yang terganggu oleh peristiwa 1965. Setelah itu ia bekerja beberapa bulan sebagai loper koran, ‘loper’ kecap, buruh bangunan, dan ‘loper’ koper (mencari pembeli dari toko-toko, red). Kemudian dari tahun 80-an sepeda onthel terpaksa dibelinya seharga Rp.450 ribu untuk menjalani demi mengumpulkan lembaran demi lembaran mata uang pemberian penumpang. Latar pendidikan pak tua itu tak berbeda dengan dua rekan mudanya

Ia tidak seperti dua rekan muda yang bekerja dari pukul tiga sore hingga tiga dini hari berikutnya. Ia menyadari, kondisi fisiknya tidak kuat menahan hembusan angin malam. Pak tua menjalani kehidupan sebagai ojeg sepeda tiap hari, dari pukul tujuh pagi dari rumah keponakannya di kawasan Palmerah. Setiap hari, dengan sepedanya ia tiba di kawasan kota tua pukul sembilan pagi dan kembali pulang pukul tujuh malam. Pak tua biasanya makan siang bersama rekan-rekannya di sebuah warung makan. Namun, yang dibeli hanya lauk-pauk seperti telur-tempe, karena nasi sudah dimasak dan dibawanyadari rumah. Hal ini dikarenakan, bekal yang dibawanya bisa menghemat sekitar dua ribu rupiah untuk setiap kali makan.

Jaga kondisi
Untuk menjaga kondisi kesehatan, pak tua dan dua rekan mudanya tidak merokok. Tetapi menurut ceritanya, ia mengonsumsi suplemen andalan: jamu tradisional berupa kencur-kunyit campur madu, jeruk nipis, garam dan telur ayam kampung. Jamu tradisonal itu dibuat sendiri hampir tiap hari. Itu terbukti dari menguningnya ujung-ujung jari tangannya. Sedangkan bagian-bagian di gigi roda dan rantai sepeda yang dijadikan tumpuan hidupnya, selalu dilumasi agar tidak cepat rusak. Tidak lupa, ia selalu memeriksa kondisi rem sepedanya, agar tetap aman.
Berkat jerih payahnya mengayuh sepeda, kini tiga anak dari istri pertamanya sudah bekerja. Dua di antaranya telah berkeluarga dan memberinya kebahagian berupa anak cucu. Sedangkan satu anak lagi dari istri kedua sedang mencari pekerjaan di daerahnya. Sebenarnya, anak-anak pak tua prihatin dengan kondisi fisiknya. Mereka menyarankannya untuk beralih ke ojek motor. Namun ia merasa bahwa motor amat berisiko. Belum lagi ada begitu banyak aturan yang harus ditaati. yang jelas lebih besar dan perlu biaya serta perhatian ekstra. Ingatan pada motornya yang pernah hilang membuat pak tua merasa trauma dan tidak aman. Sementara, jika ingin beralih ke bidang lain, pak tua tidak punya kemampuan dan biaya lebih. Ia pun sudah merasa nyaman untuk tetap sebagai ojeg sepeda. Selain karena relatif lebih aman, bekerja sebagai ojeg sepeda di kawasan kota tua ini mendapatkan kelonggaran aturan dari pemerintah DKI mengenai ojeg sepeda.

Usai mengambil beberapa foto bangunan-bangunan bersejarah di kota tua, dengan tetap bersemangat pak tua mengajak saya untuk beranjak pergi melihat suasana baru di kawasan galangan kapal-VOC dan Pasar Ikan. Pak tua kembali menceritakan suka dukanya sebagai ojeg sepeda. Pernah suatu kali, hampir seluruh bagian di Jakarta dilanda banjir. Hal ini kontan menimbulkan keprihatinan bagi orang yang mempunyai transportasi kendaraan bermotor. Namun, ini justru memberikan rejeki bagi pak tua. Banyak orang meminta jasa pelayanannya. Sehingga dalam satu hari pak tua mendapatkan bisa mengantongi penghasilan di atas Rp.200 ribu. Peluhnya benar-benar terbayarkan. Pernah juga pak tua mendapatkan USD 100 dari seorang turis asing yang ingin berwisata ke kota tua. Saat itu dengan semangatnya ia menjadi seorang pemandu dadakan.

Akhir perjalanan. Kami kembali ke pangkalan. Pak tua benar-benar mengagetkan saya. Ia berhenti sejenak, untuk mengambil sebuah tutup bekas botol minuman bersoda yang kotor, yang akan ia pakai sebagai penutup botol minum di rumahnya. Di tengah keadaan ekonomi yang serba terbatas, pak tua selalu mencoba memanfaatkan keadaan di sekitarnya secara efisien. Tidak perlu membeli yang baru. Cukup mencari rejeki yang tersedia di sepanjang perjalanan. Dari sini, pak tua melanjutkan perjalanan sembari berkeluh kesah.

BLT dan konversi minyak tanah
Di pemerintahan kali ini, ia menilai, tidak ada perubahan ekonomi yang terasa. Terlihat dari program konversi minyak tanah ke gas, misalnya. Meski program itu sudah dijalankan, namun harga kedua produk itu tetap tidak terjangkau olehnya. Program bantuan yang diterima berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp.1,2 juta secara bertahap pun terkesan hanya melegakan tenggorokan beberapa bulan saja. Bagaimana tidak? Kebutuhan kedua anaknya yang belum lulus sekolah pada waktu itu terasa ‘tak ada habisnya’. Beberapa kebijakan pemerintah terdahulu di bidang ekonomi pun masih diingat dan terasa berat untuk dilupakan, khususnya ketika kenaikan harga bahan bakar minyak dua kali lipat.

Bahkan sehari sebelum saya bertemu, pak tua hanya menangguh penghasilan sebesar Rp 18 ribu. Padahal, biaya makan per harinya sebesar Rp.15 ribu, belum dipotong uang ‘jaga-jaga’ sebesra Rp 10 ribu.

Semua itu, tetap tidak mengurangi semangatnya sebagai kepala keluarga. Semangat untuk memberikan yang terbaik pada anak dan istrinya. Jika dikumpulkan dengan penghasilan tiga hingga empat puluh ribu per hari dari ojeg sepeda, memang tidak akan cukup untuk menghidupi lima anak dan istrinya. Tetapi ternyata per bulan ia bisa meraih sekitar Rp.1,1 juta. Dari jumlah itu, Rp. 600 ribu selalu ia sisihkan untuk dikirimkan untuk keluarga di daerah. Selama hidupnya pak tua pun tetap bertanggung jawab sebagai suami setia dan bapak dari anak-anaknya. Sepeninggal almarhum istri pertamanya, pak tua tidak berlama-lama larut dalam kesedihan. Ia terus melanjutkan kerja sebagai ojeg sepeda. Hingga akhirnya Sang Kuasa memberinya kebahagiaan dengan mempertemukannya dengan istri keduanya.

Hal-hal yang dialaminya ternyata tidak mengubah semangat pak tua. Tidak ada kata lelah. Putus asa pun tidak pernah. Pak tua selalu bersemangat dan terbiasa dengan kehidupan ini. Ia terus bertahan demi kelangsungan hidup keluarga. Satu hal penting yang selalu ia jaga adalah niatnya untuk bekerja secara halal, dan berbuat benar tanpa diiringi rasa iri hati. Istri bersama lima anaknya sungguh memberikan inspirasi yang mendalam untuk semangat juang pak tua.

Sinopsis Film HACKERS

Film hasil besutan sutradara Iain Softley ini dimulai denga tertangkapnya seorang anak lelaki usia 11 tahun, Zero Cool alias Dade Murphy oleh Secret Service gara-gara menulis virus komputer dan memasukkannya ke jaringan komputer Wall Street, bursa keuangan terkemuka Amerika Serikat sehingga ratusan komputer bursa keuangan tersebut pun mengalami kerusakan (crash). Akibatnya terjadi krisis finansial yang merepotkan di seluruh dunia. Dade dijatuhi hukuman untuk tidak menyentuh komputer hingga usia ke-18 tahun. Kini Dade yang telah berusia 18 tahun (diperankan oleh Jonny Lee Miller) pindah ke New York bersama ibunya, Lauren Murphy (Alberta Watson).

Di sekolah barunya, Dade bertemu dengan Kate Libby alias Acid Burn (Angelina Jolie) yang segera menjadi saingan dalam membuktikan siapa hacker terhebat. Walau bersaing sengit, toh tumbuh ketertarikan satu sama lain antara Dade dan Kate. Selain mereka juga terdapat hacker-hacker di sekolah, yaitu Joey Pardella (Jesse Bradford), Emmanuel Goldstein alias Cereal Killer (Matthew Lillard), Paul Cook alias Lord Nikon (Laurence Mason) dan Ramon Sanchez alias Phantom Phreak (Renoly Santiago). Mereka tergabung dalam kelompok hacker yang bernama Loyal 47. Mereka sering iseng melakukan pembobolan terhadap sasaran yang tidak berbahaya seperti mengganti sistem penyiraman taman sekolah, membatalkan kartu kredit milik agen FBI yang brengsek dan mengganti saluran televisi.

Namun pada suatu hari keisengan salah satu anggota Loyal 47 yaitu Joey yang membobol jaringan komputer perusahaan Gibson Mineral Corporation membuat kelompok hacker muda terkejut. Karena mereka menemukan bukti bahwa terjadi kejahatan penggelapan uang perusahaan tersebut yang sangat besar. Penggelapan uang tersebut dilakukan oleh kepala sekuritiperusahaan Eugene Belford (Fisher Stevens) dengan keahliannya sebagai hacker jenius. Belford yang memiliki julukan The Plague memasukkan uang hasil penggelapannya ke rekening nya bersama pacarnya, eksekutif perusahaan Gibson, Margo (Lorraine Braco).

Ketika tahu bahwa perbuatannyadiketahui oleh kelompok hacker remaja itu, maka The Plague melakukan fitnah melalui "hacking" sehingga Dade dan kelompoknya pun menjadi buruan polisi karena disangka adalah pelaku penggelapan uang tersebut. Repotnya masa lalu Dade yang pernah merusakkan jaringan komputer Wall Street membuat Loyal 47 makin sukar membela diri. Akibatnya mereka harus berpindah-pindah tempat menghindari polisi dan FBI, sembari berusaha mencari bukti-bukti yang dapat membersihkan nama mereka. Tetapi The Plague yang terobsesi untuk mengalahkan Loyal 47 sehingga menciptakan virus komputer yang dapat mengakibatkan kerusakan ekologi secara global.